Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Peran Rohani Pastor Yance Wadogouby Yogi sebagai Pilar Harapan di Tengah Konflik Intan Jaya

Gambar
  Aita Pater Yance Wadogouby Yogi, Pr  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Di tengah kabut ketidakpastian dan kekerasan yang terus membayangi Kabupaten Intan Jaya, Papua, harapan tak sepenuhnya padam. Ketegangan akibat konflik bersenjata yang berkepanjangan memang telah melukai banyak hati dan merusak banyak sendi kehidupan sosial. Namun, di tengah suasana suram tersebut, cahaya terang muncul melalui figur-figur pemersatu yang tetap konsisten hadir untuk rakyat. Salah satunya adalah Pastor Yance Wadogouby Yogi yang adalah Dekan Deket Moni Puncak Jaya  Kehadiran Pastor Yance dalam kegiatan kemping rohani yang dilaksanakan di Paroki St. Michael Bilogai, bersama Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, bukan sekadar simbolik. Ia adalah aksi nyata sebagai Imam, Nabi, dan Raja sebuah bentuk pelayanan dan kepedulian yang melampaui rutinitas keagamaan. Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana tokoh agama dapat menjadi penjaga nurani dan penyembuh luka batin masyarakat yang hidup di tengah...

Perjuangan adalah Kehidupan Saya, dan Saya Tidak Akan Pernah Menyerah

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus kita ikuti dan kehidupan kita sehari-hari “ Perjuangan adalah kehidupan saya, dan saya tidak akan pernah menyerah” bukan hanya sebuah pernyataan motivasional. Kalimat ini adalah refleksi mendalam tentang bagaimana seseorang memaknai hidup sebagai perjalanan yang tidak selalu mudah, tetapi penuh dengan tantangan, pelajaran, dan pertumbuhan. Kalimat diatas ini juga menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati tidak hanya datang dari keberhasilan, tetapi dari kesanggupan untuk terus melangkah meski berkali-kali terjatuh dari kenyataan hidup. Tekad yang Kuat Di balik kalimat tersebut terdapat kekuatan yang bersumber dari tekad. Tekad yang kuat adalah pondasi utama dalam menghadapi realitas hidup yang sering kali tidak sesuai harapan. Orang yang memiliki tekad kuat tidak mudah putus asa. Ia siap menghadapi kegagalan, hambatan, bahkan luka, dengan keyakinan bahwa semua itu adalah bagian dari proses menuju keberha...

Dosa Struktural dalam Pelanggaran HAM di Intan Jaya

Gambar
  (Sebuah Tinjauan Teologis Kontekstual Papua) Oleh: Martinus Hakomalah Gobai Pendahuluan Tanah Papua, yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya, justru menjadi tempat luka dan penderitaan yang dalam bagi masyarakatnya sendiri, khususnya orang asli Papua (OAP). Salah satu wilayah yang menanggung luka kemanusiaan ini adalah Kabupaten Intan Jaya. Dalam beberapa tahun, bulan, minggu, hari terakhir ini, laporan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang melibatkan aktor negara semakin meningkat. Pelanggaran tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari apa yang dalam teologi pembebasan disebut sebagai dosa struktural suatu bentuk kejahatan yang bukan hanya dilakukan oleh individu, tetapi dipelihara oleh sistem dan struktur sosial-politik yang menindas. Dalam tulisan ini akan menelaah pelanggaran HAM berat di Intan Jaya melalui lensa teologi kontekstual Papua, khususnya dalam bingkai dosa struktural. Dengan mengacu pada pemikiran teolog seperti Gustavo Gutiérrez...

Memahami Penderitaan Orang Papua Refleksi atas Salvifici Doloris di Tengah Penindasan dan Pembunuhan di Intan Jaya

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa   Penderitaan masyarakat Papua, khususnya di wilayah Intan Jaya, telah berlangsung lama dan penuh luka. Tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 8 Juni 2025 di Kampung Gamagae dan Yoparu menjadi satu dari sekian banyak catatan berdarah dalam sejarah panjang penindasan. Ketika suara tembakan membangunkan warga dari tidur mereka, bukan hanya tubuh yang terguncang, melainkan juga iman, harapan, dan martabat sebagai manusia. Korban sipil seperti Isak Kobogau (43), Alphon Kobogau (20), dan Yohanes Tipagau (40) menjadi saksi bisu akan keganasan aparat negara yang seharusnya melindungi, bukan membunuh. Penembakan tanpa ampun ini menyisakan trauma dan pengungsian; seolah orang Papua diperlakukan seperti binatang buruan di hutan, bukan sebagai sesama manusia yang layak hidup damai di tanah leluhur mereka. Di tengah penderitaan ini, dokumen apostolik Salvifici Doloris (1984) karya Paus Yohanes Paulus II menjadi bahan refleksi yang penting. Dokumen ini tida...

HIDUP DAMAI KETIKA MANUSIA BERDAMAI DENGAN ALAM CIPTAAN

Gambar
  Oleh: Martinus Hakomalah Gobai Kedamaian adalah dambaan setiap manusia, tetapi seringkali dipahami hanya sebagai hubungan harmonis antarsesama manusia atau antara individu dan Tuhan. Namun, satu aspek penting yang sering terabaikan adalah hubungan damai antara manusia dan alam ciptaan. Padahal, manusia tidak hidup dalam ruang kosong ia adalah bagian dari sebuah ekosistem besar yang melibatkan tanah, air, udara, hewan, dan tumbuhan. Ketika hubungan manusia dengan alam terganggu, maka kedamaian sejati juga terguncang. Maka, hidup damai sejati hanya mungkin terwujud jika manusia mampu berdamai dengan alam ciptaan Tuhan. Dalam tradisi teologis Kristen, alam bukanlah sekadar benda mati atau sumber daya ekonomi. Alam adalah bagian dari ciptaan Allah yang dinyatakan "sungguh amat baik" (Kejadian 1:31). Allah mempercayakan alam kepada manusia bukan untuk dieksploitasi secara egois, melainkan untuk "mengusahakan dan memeliharanya" (Kejadian 2:15). Konsep ini mencerminkan ...

Mahatma Gandhi: Model Perjuangan dan Perubahan Pemikiran dalam Konteks Papua Sosok almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Dalam dunia yang kerap dilanda konflik dan ketidakadilan, perjuangan untuk perubahan yang berlandaskan nilai moral menjadi suatu kebutuhan mutlak. Mahatma Gandhi merupakan figur yang melambangkan kekuatan perjuangan damai yang berdampak luas. Di Papua sosok perjuangan damai tersebut tergambarkan melalui peran almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai yang mengadopsi prinsip-prinsip serupa untuk mewujudkan perubahan sosial dan politik secara berkelanjutan. Siapa Itu Mahatma Gandhi ? Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948) adalah tokoh utama perjuangan kemerdekaan India yang menggunakan metode tanpa kekerasan dan kebenaran (ahimsa dan satyagraha). Ia menegaskan bahwa kekerasan hanya menghasilkan penderitaan dan ketidakadilan yang berulang (Gandhi, 1957:210). Dalam konteks Papua yang mengalami berbagai konflik politik dan sosial akibat ketidakadilan historis, metode Gandhi menjadi model inspiratif untuk perjuangan yang damai dan bermartabat. Di Papua, s...

Timika: Hujan dan Malaria

Gambar
  * Siorus Ewainaibi Degei Sudah hampir dua minggu lebih saya tinggal di Timika. Saya orang Papua, tapi bukan berarti seluruh tanah Papua sudah saya jejaki, begitu pun dengan Timika. Ini kali pertama saya di Timika untuk beberapa urusan yang tidak bisa dilewatkan. Kami tiba dari Jayapura menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 895. Berangkat dari bandara sentani jam 09:00 tiba di bandara Moses Kilangin Timika pada jam 10:10 WP. Bandara baru Timika, dengan kualitas bangunan yang megah dan modern memberikan kesan awal bahwa ini bukan sekedar kota biasa. Cuaca panas, lebih panas dari Jayapura, tapi kadang bisa lebih dingin dari pedalaman. Kami menunggu jemputan, seorang Kaka yang setia. Ia mengantar kami ke tempat tujuan dengan syadu. Di tengah jalan seperti biasa, saya mulai menanyakan beberapa hal seputar kota Timika. Sejauh yang kaka saya ini paham ia menjelaskan. Timika baru saja melalui satu iven besar dalam kalbu iman umat Katolik di sana, mereka baru saja mera...

USKUP TIMIKA SIKAPI KONFLIK PAPUA: SERUAN DAMAI DARI TANAH LUKA

Gambar
  (Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, O.S.A: Suara Gembala di Tengah Derita Umat) Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa   Konflik berkepanjangan di Papua telah melahirkan luka kemanusiaan yang mendalam dan ratusan warga sipil kehilangan nyawa, ribuan mengungsi, dan rasa takut menyelimuti tanah yang seharusnya penuh harapan. Dalam konteks inilah, Uskup Keuskupan Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, O.S.A., tampil sebagai suara profetik, menyerukan perdamaian sejati melalui jalan dialog dan keterlibatan semua pihak. Suara Gereja Harus Tetap Menyala di Tengah Gelapnya Kekerasan Seruan Uskup Bernardus agar semua pihak baik itu pemerintah, TNI/Polri, kelompok bersenjata, masyarakat sipil, dan tokoh adat hak duduk bersama dalam dialog terbuka adalah refleksi nilai-nilai Injil yang menekankan rekonsiliasi dan keadilan. Dalam dunia yang sering kali lebih cepat mengangkat senjata ketimbang merentangkan tangan, panggilan Uskup ini mengingatkan bahwa jalan damai tidak pernah usang dan justru menjad...

Almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai: "Mari Kitorang Bicara Dulu"

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Ungkapan “ Mari kitorang duduk bicara dulu” yang sering disampaikan oleh almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai menjadi seruan moral yang penting dalam konteks Papua. Frasa sederhana namun penuh makna ini merupakan ajakan untuk membuka ruang dialog yang terbuka, inklusif, dan saling menghargai antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua. Dalam situasi sosial-politik Papua yang sarat dengan sejarah konflik, perjuangan identitas, serta ketimpangan dan ketidakadilan, ajakan ini menjadi langkah awal menuju perdamaian dan pemahaman bersama. Sejarah Papua dan Proses Integrasi ke Indonesia Papua memiliki latar belakang sejarah yang berbeda dibandingkan banyak wilayah lain di Indonesia. Sebagai wilayah bekas jajahan Belanda, Papua mengalami proses integrasi ke dalam NKRI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969, yang hingga kini masih menjadi sumber kontroversi dan perdebatan. Menurut J. Mackay dalam The History of Papua and Its People (Ja...

Nelson Mandela: Model Ajaran Kebebasan dan Kehidupan Papua

Gambar
  (Refleksi atas Kerinduan almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai: Perjuangan Kebebasan Melalui Dialog) Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Latar Belakang Perjuangan Kebebasan  Perjuangan kebebasan di Afrika Selatan dan Papua, meskipun berada di konteks geografis dan budaya yang berbeda, memiliki akar yang sama yaitu melawan penindasan, diskriminasi, dan ketidakadilan sistemik. Afrika Selatan menghadapi apartheid yang memisahkan dan menindas berdasarkan ras, sementara Papua menghadapi tantangan terkait pengakuan politik, budaya, dan hak asasi manusia dan hak Ulayat tanah adat di tengah dominasi yang kompleks. Nelson Mandela, sebagai simbol perjuangan melawan apartheid, dan Pater Neles Kebadabi Tebai, sebagai tokoh spiritual dan sosial Papua, keduanya memberikan perspektif berharga tentang makna kebebasan yang melampaui sekadar kemerdekaan politik. Relevansi Ajaran Nelson Mandela bagi Perjuangan Papua Ajaran Mandela tentang kebebasan, yang menekankan hak asasi manusia, dialog, da...

Nelson Mandela: Model Perjuangan Lewat Pendidikan untuk Mengubah Dunia

Gambar
  (Model Perjuangan Nelson Mandela: Pendidikan sebagai Senjata Paling Ampuh untuk Mengubah Dunia, Refleksi atas Sosok Pater Neles Kebadabi Tebay dan Relevansinya bagi Papua) Oleh:: Yulianus Kebadabi kadepa  Nelson Mandela pernah berkata, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia." Kutipan ini bukan sekadar semboyan, melainkan landasan filosofis dari perjuangan panjang seorang tokoh yang membawa Afrika Selatan keluar dari sistem apartheid. Dalam konteks Indonesia, khususnya Papua, kita mengenal sosok Pater Neles Kebadabi Tebay, imam Katolik dan intelektual publik, yang menjadikan pendidikan dan dialog sebagai jalan perjuangan tanpa kekerasan. Melalui tulisan ini, saya ingin mengulas singkat siapa Nelson Mandela, ajaran-ajarannya, dan bagaimana nilai-nilai perjuangannya hidup dalam sosok Pater Neles Tebay, serta relevansinya dengan perjuangan damai dan pendidikan di Papua. Siapa Itu Nelson Mandela? Nelson Mandela (1918–2013) adalah pej...

Tanah Papua Menangis

Gambar
  Oleh: Kadepa Yame Engkau membunuh rakyat Dengan kerusakan alam yang nyata. Papua, surga yang hadir untuk rakyat Papua, Di timur cenderawasih, Alam hijau terbentang luas, Burung cenderawasih, bulumu bagai emas. Di dalam hutan, Rakyat dijemput pesona burung, Lumut hijau tumbuh di batu-batu, Air jernih memancar dari bumi, Katak melompat ke sana kemari  Karena alam ini memanggil dalam keindahan. Papua, engkau negeriku, Mentari datang, memberi napas baru, Menghidupkan hutan, memberi oksigen bagi semua. Gunung yang hijau, Laut yang biru, Udara yang segar, Tanah yang kaya. Namun kini, Penguasa menjadikan tanah ini neraka. Gunung dihancurkan demi tambang emas dan nikel, Laut yang biru kini berubah coklat, Tanah yang kaya menjadi tanah luka, Udara segar berganti kabut dan racun. Penguasa mengusir rakyat dari alam, Tanah Papua menangis, Tanah Papua sedang sakit, Tanah Papua dalam duka. Air mata rakyat mengalir jadi darah, Rakyat tak mampu lagi hidup dari alam. Alam Papua adalah mama k...

Frater Yulianus Kebadabi kadepa: Meresmikan Perpustakaan Mini di Gubuk Wadogouby

Gambar
 (Terang yang Menyala di Gubuk Wadogouby) Oleh: Nato Kadepa  Selasa, 10 Mei 2025 menjadi hari bersejarah bagi Gubuk Wadogouby sebagai sebuah tempat yang mungkin tak banyak dikenal, namun pada hari itu menjadi saksi munculnya secercah cahaya baru. Frater Yulianus Kebadabi Kadepa tidak hanya menyumbangkan dua karton buku, tetapi juga meresmikan sebuah perpustakaan mini yang menghidupkan harapan di tengah kesederhanaan hidup di gubuk Wadogouby. Dalam homilinya, Frater Kadepa menyampaikan kalimat yang menggugah: "Geram dan terang dunia sudah terbit di Gubuk Wadogouby dengan hadirnya perpustakaan mini." Pernyataan ini mengandung kedalaman makna yang layak direnungkan. Kata “geram” menunjukkan bahwa masih ada pergulatan, ada keresahan terhadap ketimpangan, kebodohan, dan keterpinggiran yang dialami oleh banyak komunitas terpencil. Namun Frater tidak berhenti di sana. Ia menunjuk pada "terang dunia" itu sebagai simbol harapan, pencerahan, dan kebangkitan. Dan cahaya itu, d...

Santo Fransiskus Asisi: Duta Perdamaian Kosmologis

Gambar
(Tinjauan Teologis Kontekstual di Papua) Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa Tanah Papua merupakan wilayah yang kaya akan keragaman budaya dan keanekaragaman hayati, dengan masyarakat adat yang sangat menjunjung tinggi hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dunia roh. Namun, eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan korporasi sering kali mengancam keseimbangan hidup masyarakat adat dan lingkungan. Dalam konteks ini, refleksi terhadap spiritualitas Santo Fransiskus Asisi sangat relevan karena ia mengajarkan perdamaian kosmologis itu suatu perdamaian yang mencakup seluruh ciptaan. Gaya Hidup Santo Fransiskus dan Kesatuan Alam. Fransiskus Asisi menampilkan gaya hidup yang bersahaja, merendahkan diri, dan hidup selaras dengan alam ciptaan Tuhan. Dalam ‘ Canticle of the Creatures’ (Kidung Ciptaan), ia memandang seluruh ciptaan, baik tumbuhan, binatang, matahari, bulan, dan bumi sebagai subjek yang hidup dan memiliki martabat. Ia menyebut mereka sebagai saudar...

Humoniora: Filsafat Kesehatan Manusia Papua

Gambar
  *Yulianus Kebadabi Kadepa Kebanyakan orang tidak kenal dengan kata “humoniora”, mungkin sebagian orang pernah baca atau ketemu sebuah naskah buku atau pengalaman. Kata diatas ini tidak pernah digunakan atau dipakai dalam bahasa sehari-hari dalam kehidupannya. Tetapi “humoniora” memiliki hubungan erat dengan eksekutif kalangan intelektual yang menghidupkan kembali sebagai jati diri bangsa dan manusia. Arti “humoniora” menurut asal-usulnya menjelaskan bahwa dalam konteks bahasa asing banyak istilah yang di pakai. Jika kita melihat dalam bahasa Indonesia, bahasa yang miskin sehingga kata humoniora mengambil dari istilah-istilah ilmiah dari bahasa inggris yang dipakai adalah himanitis , humaniora dan diartikan dalam secara lengkap adalah bahasa Latin, harafiahnya humoniora (bentuk jamak) berarti “hal-hal yang lebih pada manusiawi” dan di lihat dari humanus (adjektive, tunggal) yang artinya “manusiawi”, dengan komparatifnya humanior (tunggal) yang berarti “lebih pada manusiawi”....