Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

CINTA BEDA IDEOLOGI

Gambar
  (Sebuah Cerpen) Keterangan: Lukisan ‘Senjata’ karya Geoge Gavriel, pelukis asal Siprus. *Siorus Ewainaibi Degei Sore menjelang malam, sekitar pukul 18:30 mentari sudah menyembunyikan mukanya, dari kejauhan terlihat seorang Bapa dan putra sulungnya pulang dari sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa pemuda menggunakan motor vespa keluaran tahuan ‘60an. Mereka tidak balap tidak juga pelan, mereka jalan sambil mengaspal santai menikmati balada unggas hutan dan panorama pepohonan lebat. Sang ayah memanfaatkan kesempatan bersama ini untuk menyampaikan wejangan-wejangan kesatria bagi putra sulungnya, ‘Tom, kau adalah putra sulung. Sebagai anak pertama tanggun-jawab keluarga ada pada tulang punggungmu selepas bapa tua atau meninggal’ ungkap sang ayah. ‘Iya bapa. Tapi jangan dulu bicara soal meninggal, Tommy, Mama sama ade Jack masih butuh bapa’ jawab Tommy dengan nada datar penuh mohon. Rupanya ada pohon cemara berukuran besar yang tumbang memalang tubuh jalan yang hendak mereka lalui...

Puisi: Diatas lautan seribu kenangan

Gambar
  Laut simpan seribu kenangan Kapal datang bawa surat Jayapura pelabuhan harapan Penumpang tiba dalam diam Laut teroles kisah lama Angin bisikkan sukacita Gelombang nyanyikan gembira Odiwiyai hadir di sana Pater Odiwiyai Tebai Bersama di atas lautan Roti jadi saksi sunyi Kasih Tuhan tercurah lembut Aku merasa ingin pergi Biarkan langkah menjauh tenang Namun Odiwiyai bilang jangan “Engkau tetap di sini” Nikmat hidup terasa hangat  Odiwiyai bicara dengan kasih “Jangan lari dari lautan Ko tunggu, aku antar” Di atas laut sunyi Tangis jatuh tanpa suara Bukan cinta yang hilang Ayahku kini tiada Harapan perlahan tenggelam Namun hadir sosok cahaya Seperti ayah yang hilang  Odiwiyai hadir bawa roti Sepotong roti penguat jiwa Air mata bangkitkan langkah Odiwiyai beri harapan baru Motivasimu kuucap syukur Sampai aku pulang kampung Rumah berubah dalam diam Pohon tumbuh tanpa suara Ayah tak tampak lagi Mamaku tinggal sendiri Rumah sunyi tak berisi Aku bertanya dalam hati “Ayahku kin...

Menjadi Lebih Kuat: Spiritualitas Kristiani dan Misi Ilahi Penyelamatan Sosial-Ekologis

Gambar
  Refleksi atas Krisis Papua dan Relevansi Pemikiran Mgr. Oscar Romero dalam Konteks Pastoral Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, O.S.A. Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  “Tidak akan ada pemulihan kemanusiaan sejati jika penindasan terhadap kaum miskin tidak diatasi.” Mgr. Oscar Arnulfo Romero (dalam Chen, 2002:9) Kutipan dari Mgr. Oscar Romero tersebut membuka cakrawala spiritual bahwa pemulihan sejati dalam kehidupan manusia tidak mungkin terjadi tanpa keadilan bagi mereka yang tertindas. Dalam konteks Papua masa kini, di mana ketidakadilan dan kekerasan struktural hadir dalam wajah-wajah politik, ekonomi, militerisme, dan rasisme sistemik, pesan ini semakin relevan dan mendesak untuk direnungkan. Tulisan ini adalah refleksi atas wawancara beberapa waktu yang lalu oleh Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, O.S.A., Uskup Timika, yang dengan berani dan jujur mengungkapkan kenyataan pahit yang dialami masyarakat Papua. Suaranya menjadi saksi iman yang hidup dan profetis dalam menyuarakan pend...

Pemulihan Kemanusiaan dan Perlawanan terhadap Penindasan: Relevansi Pemikiran Mgr. Oscar Romero dalam Konteks Pastoral Mgr. Bernardus Bofitwos Baru

Gambar
  *Yulianus Kebadabi Kadepa Dalam buku yang berjudul; Teologi Gustavo Gutierrez Refleksi dari Praksis Kaum Miskin , dibagian pengantar (Chen, 2002: 9) mengatakan bahwa “ Tidak akan ada pemulihan kemanusiaan sejati jika penindasan terhadap kaum miskin tidak diatasi.” -Mgr. Oscar Arnulfo Romero Pernyataan ini datang dari suara kenabian yang bersinar di tengah kegelapan ketidakadilan sosial di El Salvador pada tahun 1970-an. Mgr. Oscar Arnulfo Romero, Uskup Agung San Salvador, bukan hanya seorang pemimpin Gereja, tetapi seorang martir yang menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat yang tertindas. Ia menolak untuk diam ketika rakyat miskin dan petani dibungkam, disiksa, dan dibunuh dalam sistem yang menindas. Baginya, iman Kristen sejati harus membela martabat manusia dan memperjuangkan keadilan sosial. Kini, lebih dari empat dekade setelah wafatnya Romero, semangat kenabiannya tetap hidup karena terutama di wilayah-wilayah di dunia yang mengalami ketidakadilan yang ser...

DI SINI TEMPAT PERTUMBUHAN HARAPAN HIDUPKU

Gambar
  Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17)  Oleh: Martinus D Tenouye Percaya kepada Tuhan harus tercermin dalam cara hidup, kasih kepada sesama, pelayanan, menjaga segala ciptaan sebagai bersaudara. Menjaga segala ciptaan berarti menghormati hidup, menghormati tujuan hidup. Ini kita bisa belajar dari beberapa Santo-Santa yang benar benar hidup bersama sama dengan Tuhan Yesus dan akhirnya mereka mati sebagai martil. Mereka punya cara hidup, imannya itu harus mewujudkan melalui tindakan nyata. Mereka itu tidak sama seperti kebanyakan orang di mulut manis dan bicara banyak tapi tidak ada tindakan nyata. Kita bisa percaya pada kasih tapi tidak ada tindakan nyata maka ini tidak sedang menjalankan imannya. Menjalankan iman berarti, seperti menjaga tanah dan segala ciptaan berarti ia sedang menjalankan imanya. Dalam artian, iman sejati bukan hanya soal percaya dalam hati atau mengucap dengan m...

Teologi Pembebasan dan Realitas Papua dalam Terang Pemikiran Mahatma Gandhi , Hélder Câmara, dan Romo Mangunwijaya

Gambar
  " Iman tanpa perbuatan adalah mati." (Yakobus 2:17) Dalam konteks ketidakadilan, iman bukanlah pelarian, tetapi perlawanan . Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Dalam bukunya Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis, dan Isi (2021), Francis Wahono Nitiprawito menegaskan bahwa iman tidak pernah netral. Iman yang otentik menuntut keberpihakan terhadap kaum tertindas dan sebuah prinsip yang menjadi roh dari teologi pembebasan . Realitas Papua saat ini merefleksikan krisis moral dan kemanusiaan yang akut: eksploitasi sumber daya, marginalisasi masyarakat adat, serta kekerasan negara yang membungkam suara profetik. Dalam terang pemikiran Wahono dan tokoh-tokoh pembebasan spiritual dunia seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., Dom Hélder Câmara, dan Romo Mangunwijaya, Papua bukan hanya soal isu politik, tetapi juga panggilan moral dan spiritual. Pembangunan yang tidak memerdekakan pembangunan di Papua seringkali dibingkai sebagai “kemajuan”. Jalan dibuka, jembatan dibangu...