Postingan

Peran Rohani Pastor Yance Wadogouby Yogi sebagai Pilar Harapan di Tengah Konflik Intan Jaya

Gambar
  Aita Pater Yance Wadogouby Yogi, Pr  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Di tengah kabut ketidakpastian dan kekerasan yang terus membayangi Kabupaten Intan Jaya, Papua, harapan tak sepenuhnya padam. Ketegangan akibat konflik bersenjata yang berkepanjangan memang telah melukai banyak hati dan merusak banyak sendi kehidupan sosial. Namun, di tengah suasana suram tersebut, cahaya terang muncul melalui figur-figur pemersatu yang tetap konsisten hadir untuk rakyat. Salah satunya adalah Pastor Yance Wadogouby Yogi yang adalah Dekan Deket Moni Puncak Jaya  Kehadiran Pastor Yance dalam kegiatan kemping rohani yang dilaksanakan di Paroki St. Michael Bilogai, bersama Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, bukan sekadar simbolik. Ia adalah aksi nyata sebagai Imam, Nabi, dan Raja sebuah bentuk pelayanan dan kepedulian yang melampaui rutinitas keagamaan. Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana tokoh agama dapat menjadi penjaga nurani dan penyembuh luka batin masyarakat yang hidup di tengah...

Perjuangan adalah Kehidupan Saya, dan Saya Tidak Akan Pernah Menyerah

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus kita ikuti dan kehidupan kita sehari-hari “ Perjuangan adalah kehidupan saya, dan saya tidak akan pernah menyerah” bukan hanya sebuah pernyataan motivasional. Kalimat ini adalah refleksi mendalam tentang bagaimana seseorang memaknai hidup sebagai perjalanan yang tidak selalu mudah, tetapi penuh dengan tantangan, pelajaran, dan pertumbuhan. Kalimat diatas ini juga menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati tidak hanya datang dari keberhasilan, tetapi dari kesanggupan untuk terus melangkah meski berkali-kali terjatuh dari kenyataan hidup. Tekad yang Kuat Di balik kalimat tersebut terdapat kekuatan yang bersumber dari tekad. Tekad yang kuat adalah pondasi utama dalam menghadapi realitas hidup yang sering kali tidak sesuai harapan. Orang yang memiliki tekad kuat tidak mudah putus asa. Ia siap menghadapi kegagalan, hambatan, bahkan luka, dengan keyakinan bahwa semua itu adalah bagian dari proses menuju keberha...

Dosa Struktural dalam Pelanggaran HAM di Intan Jaya

Gambar
  (Sebuah Tinjauan Teologis Kontekstual Papua) Oleh: Martinus Hakomalah Gobai Pendahuluan Tanah Papua, yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya, justru menjadi tempat luka dan penderitaan yang dalam bagi masyarakatnya sendiri, khususnya orang asli Papua (OAP). Salah satu wilayah yang menanggung luka kemanusiaan ini adalah Kabupaten Intan Jaya. Dalam beberapa tahun, bulan, minggu, hari terakhir ini, laporan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang melibatkan aktor negara semakin meningkat. Pelanggaran tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari apa yang dalam teologi pembebasan disebut sebagai dosa struktural suatu bentuk kejahatan yang bukan hanya dilakukan oleh individu, tetapi dipelihara oleh sistem dan struktur sosial-politik yang menindas. Dalam tulisan ini akan menelaah pelanggaran HAM berat di Intan Jaya melalui lensa teologi kontekstual Papua, khususnya dalam bingkai dosa struktural. Dengan mengacu pada pemikiran teolog seperti Gustavo GutiĆ©rrez...

Memahami Penderitaan Orang Papua Refleksi atas Salvifici Doloris di Tengah Penindasan dan Pembunuhan di Intan Jaya

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa   Penderitaan masyarakat Papua, khususnya di wilayah Intan Jaya, telah berlangsung lama dan penuh luka. Tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 8 Juni 2025 di Kampung Gamagae dan Yoparu menjadi satu dari sekian banyak catatan berdarah dalam sejarah panjang penindasan. Ketika suara tembakan membangunkan warga dari tidur mereka, bukan hanya tubuh yang terguncang, melainkan juga iman, harapan, dan martabat sebagai manusia. Korban sipil seperti Isak Kobogau (43), Alphon Kobogau (20), dan Yohanes Tipagau (40) menjadi saksi bisu akan keganasan aparat negara yang seharusnya melindungi, bukan membunuh. Penembakan tanpa ampun ini menyisakan trauma dan pengungsian; seolah orang Papua diperlakukan seperti binatang buruan di hutan, bukan sebagai sesama manusia yang layak hidup damai di tanah leluhur mereka. Di tengah penderitaan ini, dokumen apostolik Salvifici Doloris (1984) karya Paus Yohanes Paulus II menjadi bahan refleksi yang penting. Dokumen ini tida...

HIDUP DAMAI KETIKA MANUSIA BERDAMAI DENGAN ALAM CIPTAAN

Gambar
  Oleh: Martinus Hakomalah Gobai Kedamaian adalah dambaan setiap manusia, tetapi seringkali dipahami hanya sebagai hubungan harmonis antarsesama manusia atau antara individu dan Tuhan. Namun, satu aspek penting yang sering terabaikan adalah hubungan damai antara manusia dan alam ciptaan. Padahal, manusia tidak hidup dalam ruang kosong ia adalah bagian dari sebuah ekosistem besar yang melibatkan tanah, air, udara, hewan, dan tumbuhan. Ketika hubungan manusia dengan alam terganggu, maka kedamaian sejati juga terguncang. Maka, hidup damai sejati hanya mungkin terwujud jika manusia mampu berdamai dengan alam ciptaan Tuhan. Dalam tradisi teologis Kristen, alam bukanlah sekadar benda mati atau sumber daya ekonomi. Alam adalah bagian dari ciptaan Allah yang dinyatakan "sungguh amat baik" (Kejadian 1:31). Allah mempercayakan alam kepada manusia bukan untuk dieksploitasi secara egois, melainkan untuk "mengusahakan dan memeliharanya" (Kejadian 2:15). Konsep ini mencerminkan ...

Mahatma Gandhi: Model Perjuangan dan Perubahan Pemikiran dalam Konteks Papua Sosok almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai

Gambar
  Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa  Dalam dunia yang kerap dilanda konflik dan ketidakadilan, perjuangan untuk perubahan yang berlandaskan nilai moral menjadi suatu kebutuhan mutlak. Mahatma Gandhi merupakan figur yang melambangkan kekuatan perjuangan damai yang berdampak luas. Di Papua sosok perjuangan damai tersebut tergambarkan melalui peran almarhum Pater Neles Kebadabi Tebai yang mengadopsi prinsip-prinsip serupa untuk mewujudkan perubahan sosial dan politik secara berkelanjutan. Siapa Itu Mahatma Gandhi ? Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948) adalah tokoh utama perjuangan kemerdekaan India yang menggunakan metode tanpa kekerasan dan kebenaran (ahimsa dan satyagraha). Ia menegaskan bahwa kekerasan hanya menghasilkan penderitaan dan ketidakadilan yang berulang (Gandhi, 1957:210). Dalam konteks Papua yang mengalami berbagai konflik politik dan sosial akibat ketidakadilan historis, metode Gandhi menjadi model inspiratif untuk perjuangan yang damai dan bermartabat. Di Papua, s...

Timika: Hujan dan Malaria

Gambar
  * Siorus Ewainaibi Degei Sudah hampir dua minggu lebih saya tinggal di Timika. Saya orang Papua, tapi bukan berarti seluruh tanah Papua sudah saya jejaki, begitu pun dengan Timika. Ini kali pertama saya di Timika untuk beberapa urusan yang tidak bisa dilewatkan. Kami tiba dari Jayapura menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 895. Berangkat dari bandara sentani jam 09:00 tiba di bandara Moses Kilangin Timika pada jam 10:10 WP. Bandara baru Timika, dengan kualitas bangunan yang megah dan modern memberikan kesan awal bahwa ini bukan sekedar kota biasa. Cuaca panas, lebih panas dari Jayapura, tapi kadang bisa lebih dingin dari pedalaman. Kami menunggu jemputan, seorang Kaka yang setia. Ia mengantar kami ke tempat tujuan dengan syadu. Di tengah jalan seperti biasa, saya mulai menanyakan beberapa hal seputar kota Timika. Sejauh yang kaka saya ini paham ia menjelaskan. Timika baru saja melalui satu iven besar dalam kalbu iman umat Katolik di sana, mereka baru saja mera...