Nelson Mandela: Model Perjuangan Lewat Pendidikan untuk Mengubah Dunia

 


(Model Perjuangan Nelson Mandela: Pendidikan sebagai Senjata Paling Ampuh untuk Mengubah Dunia, Refleksi atas Sosok Pater Neles Kebadabi Tebay dan Relevansinya bagi Papua)

Oleh:: Yulianus Kebadabi kadepa 


Nelson Mandela pernah berkata, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia." Kutipan ini bukan sekadar semboyan, melainkan landasan filosofis dari perjuangan panjang seorang tokoh yang membawa Afrika Selatan keluar dari sistem apartheid. Dalam konteks Indonesia, khususnya Papua, kita mengenal sosok Pater Neles Kebadabi Tebay, imam Katolik dan intelektual publik, yang menjadikan pendidikan dan dialog sebagai jalan perjuangan tanpa kekerasan.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengulas singkat siapa Nelson Mandela, ajaran-ajarannya, dan bagaimana nilai-nilai perjuangannya hidup dalam sosok Pater Neles Tebay, serta relevansinya dengan perjuangan damai dan pendidikan di Papua.

Siapa Itu Nelson Mandela?

Nelson Mandela (1918–2013) adalah pejuang anti-apartheid dari Afrika Selatan. Ia menghabiskan 27 tahun di penjara karena melawan sistem rasis yang menindas mayoritas kulit hitam. Setelah dibebaskan, Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan (1994–1999) dan simbol perdamaian dunia. Ia tidak membalas dendam, melainkan membangun jalan rekonsiliasi dan perdamaian nasional.

Ajaran-Ajaran Utama Nelson Mandela
Pendidikan sebagai Kunci Perubahan
Mandela percaya bahwa pendidikan memberdayakan, menyadarkan, dan membebaskan. Bagi Mandela, pendidikan bukan hanya soal sekolah, tapi proses menciptakan manusia merdeka secara berpikir.

Pertama, Rekonsiliasi, bukan kebencian, setelah keluar dari penjara, ia memilih jalan damai dan merangkul lawan politiknya. Ini adalah bentuk moral kepemimpinan yang langka.

Kedua, Perjuangan tanpa kekerasan dan Berbasis Nilai Kemanusiaan, meski mengalami penindasan, Mandela mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia sebagai inti dari perjuangannya.

Mandela: Pater Neles Kebadabi Tebay dari Papua

Pater Neles Kebadabi Tebay (1964–2019) adalah imam Katolik asal Papua yang dikenal karena komitmennya terhadap perjuangan damai dan keadilan sosial di Tanah Papua. Melalui karya-karya tulisnya, seperti buku Angkat Pena Demi Dialog Papua, Pater Neles mengajak semua pihak untuk menyelesaikan konflik Papua dengan pendidikan, tulisan, dan dialog, bukan kekerasan.

Seperti Mandela, ia tidak memilih jalan kekerasan, tetapi mengutamakan pendekatan moral, intelektual, dan dialogis. Ia percaya bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara mengangkat martabat orang Papua dan membangun kesadaran kolektif untuk masa depan yang adil dan damai.

Relevansi Ajaran Mandela dan Pater Neles Bagi Papua Hari Ini

Yang pertama, Pendidikan sebagai Investasi Perubahan Sosial: Pendidikan di Papua masih menghadapi banyak tantangan. Baik Mandela maupun Pater Neles percaya bahwa hanya melalui pendidikan berkualitas, masyarakat dapat menjadi subjek, bukan objek dari pembangunan.

Kedua, Dialog Sebagai Jalan Tengah: Konflik berkepanjangan di Papua membutuhkan ruang dialog seperti yang digaungkan oleh Pater Neles Kebadabi Tebai sebagaimana Mandela merintis rekonsiliasi di Afrika Selatan.

Ketiga, Kepemimpinan Moral dan Damai: Kedua tokoh ini menunjukkan bahwa perubahan besar tidak selalu datang dari kekuatan fisik, tetapi dari kekuatan moral, keberanian, dan visi yang berpihak pada kemanusiaan.

Dengan demikian, perjalanan Nelson Mandela dan Pater Neles Kebadabi Tebay menunjukkan bahwa pendidikan, dialog, dan cinta terhadap sesama manusia adalah senjata paling ampuh untuk melawan ketidakadilan. Dalam konteks Papua, perjuangan belum selesai, tetapi model yang ditinggalkan oleh keduanya dapat menjadi inspirasi nyata bagi generasi muda Papua untuk membangun masa depan yang lebih adil dan damai.


Daftar Pustaka:

Mandela, Nelson. 1994. Long Walk to Freedom. London: Abacus, 

Tebay, Neles Kebadabi .2011. Angkat Pena Demi Dialog Papua. Yogyakarta: Interfidei, .

Neles Tebay. 2007. “Papua: Its Problems and Possibilities for a Peaceful Solution,” Journal of Peace Research, Vol. 44, No. 1, 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastor Yance Wadogouby Yogi Memiliki Imam, Nabi, dan Raja di Jantung Papua yang Berdarah di Intan Jaya

Rencana Tuhan Pasti Indah pada Waktunya

Pater Yance Yogi Memiliki Keberanian