Lilin Cahaya dari Tanah Papua

 


(Refleksi atas Kerinduan Jejak yang Ditinggalkan Pater Neles Kebadabi Tebay)

Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa 


Pater Neles Kebadabi Tebay merupakan sosok tokoh penting yang menjadi simbol perdamaian dan pengharapan di tengah dinamika kompleks yang melanda Tanah Papua. Sebagai imam Katolik dan pembuka jalan dialog, Pater Neles memberikan kontribusi besar dalam membangun jembatan komunikasi antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat, serta di antara berbagai kelompok yang berseteru. Dalam suasana yang penuh ketegangan dan kerap diwarnai konflik, sikap Pater Kebadabi Tebai yang mengedepankan dialog, penghormatan terhadap martabat manusia, dan keadilan sosial menjadi teladan yang patut dicontoh. 

Nama “Kebadabi” yang bermakna “pembuka jalan” bukan sekadar nama adat, melainkan cerminan dari misi hidupnya: membuka jalan dialog di tengah kekerasan, diskriminasi, dan kebuntuan komunikasi antara Papua dan Jakarta. Keberaniannya untuk terus bersuara meskipun menghadapi berbagai tantangan dan tekanan memperlihatkan komitmen kuatnya dalam memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan masyarakat Papua. Jejak yang ditinggalkan bukan sekadar peninggalan karya tulis atau organisasi, melainkan semangat persaudaraan dan dialog yang senantiasa relevan untuk konteks Papua maupun Indonesia secara umum.

Kepergian Pater Neles Kebadabi Tebay meninggalkan kerinduan mendalam akan figur yang tidak hanya menjadi pemimpin rohani, tetapi juga sebagai simbol perdamaian dan penggerak dialog yang humanis. Kerinduan ini mencerminkan kebutuhan akan kepemimpinan yang berani menghadapi persoalan pelik dengan ketenangan dan kebijaksanaan, serta mengedepankan dialog sebagai jalan utama penyelesaian konflik.

Refleksi atas jejak Pater Kebadabi Tebai mengajak kita merenungkan sejauh mana kita sendiri telah berperan dalam membangun perdamaian. Pater Neles tidak menyelesaikan konflik Papua, tetapi ia meninggalkan fondasi penting: dialog. Ia tidak membawa semua jawaban, tetapi ia memulai pertanyaan-pertanyaan mendasar: "Apa makna damai bagi orang Papua?", "Apakah negara sudah sungguh-sungguh mendengar?", dan "Apakah kita sungguh saling memahami?"

Kerinduan akan jejak Kebadabi Tebai juga menjadi panggilan bagi generasi sekarang dan mendatang untuk meneruskan perjuangan tanpa kekerasan, mengedepankan dialog dan keadilan sosial. Sebagai lilin kecil yang menyala di tengah kegelapan, warisan Pater Neles mengingatkan kita bahwa perdamaian adalah pilihan aktif yang harus dipelihara dengan konsistensi dan kesungguhan.

Dengan demikian, melalui refleksi ini, kita diharapkan mampu menjaga dan menyalakan api perdamaian yang telah dinyalakan oleh Pater Neles, agar terang itu terus menerangi jalan menuju masa depan Papua yang lebih damai, adil, dan bermartabat. Warisan Pater Kebadabi menjadi pengingat penting bahwa penyelesaian konflik tidak hanya membutuhkan kekuatan politik dan militer, tetapi lebih dari itu, membutuhkan hati yang terbuka untuk berdialog, saling memahami, dan membangun solidaritas bersama.

Wisma Tiga Raja Timika 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastor Yance Wadogouby Yogi Memiliki Imam, Nabi, dan Raja di Jantung Papua yang Berdarah di Intan Jaya

Rencana Tuhan Pasti Indah pada Waktunya

Pater Yance Yogi Memiliki Keberanian