Renungan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus
![]() |
(Yesus Naik ke Surga, Tapi Tetap Bersama Kami di Papua) |
Bacaan: Kisah Para Rasul 1:9-11
"Yesus ini, yang terangkat ke surga, akan datang kembali..."
Oleh: Yulianus Kebadabi Kadepa
Di Papua, kita hidup dengan banyak pergumulan, seperti konflik, kekerasan dan pembunuhan. Dan juga kita tahu rasa sakit ketika tanah adat diambil tanpa suara kita didengar. Kita tahu sedih saat anak-anak tidak bisa sekolah karena guru tidak datang. Kita tahu bagaimana rasanya berdoa agar anggota keluarga yang hilang kembali, atau agar ada damai di kampung kita.
Lalu di tengah semua ini, kita merayakan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Apakah Yesus pergi dan meninggalkan kita? Tidak. Justru melalui kenaikan-Nya, kita diberi harapan baru.
Yesus yang Terangkat ke Surga Adalah Raja yang Hidup
Yesus bukan Raja yang tinggal di istana besar dan lupa rakyat-Nya. Ia adalah Raja yang dulunya juga menderita, dianiaya, dan disalibkan. Ia tahu apa itu ditolak, disiksa, dan ditinggalkan. Maka saat Ia naik ke surga, Ia tidak naik untuk lari dari kita akan tapi untuk berkuasa atas semuanya, termasuk atas penderitaan dan ketidakadilan yang masih terjadi di tanah Papua.
Yesus tahu luka hati orang Papua. Ia tahu perjuangan mama-mama yang berjalan jauh ke pasar, anak-anak yang sekolah di bawah pohon, dan pemuda yang merindukan masa depan.
Ia Tidak Meninggalkan Kita Sendiri
Saat Yesus naik, Ia berjanji akan mengirim Roh Kudus. Dan Roh Kudus itu hadir di hati kita, menguatkan, menuntun, dan memberi semangat di tengah situasi yang sulit.
Mungkin dunia berpikir Papua itu jauh dan terlupakan. Tapi Tuhan tidak pernah lupa. Roh Kudus hadir di honai-honai, di gereja kecil di kampung, di barak mahasiswa di kota, dan bahkan di gunung dan lembah. Kita tidak sendirian.
Janji-Nya: Ia Akan Datang Kembali
Yesus akan datang kembali. Dan saat itu, tidak akan ada lagi penindasan, tidak ada ketidakadilan, tidak ada air mata. Ia akan datang sebagai Hakim yang adil. Inilah pengharapan orang Kristen di Papua: bahwa dunia ini bukan akhir segalanya.
Lalu, Apa Tugas Kita di Papua?
Seperti murid-murid, kita dipanggil untuk menjadi saksi: Saksi keadilan: berdiri bagi kebenaran dan suara orang kecil. Saksi kasih: merangkul, bukan memukul. Saksi pengharapan: membawa terang di tengah gelap.
Wisma Tiga Raja
Komentar
Posting Komentar