Puisi: Jiwa-jiwa Terluka di Papua

 


Untuk tanah yang disayang, tapi sering disakiti

Oleh: Yulianus Kebadabi Kadepa 



Di ujung timur negeri Papua 
Tempat pagi lebih dulu lahir,
Ada tanah luas, hijau, dan suci 
Namun berlumur luka yang tak pernah hilang.

Langitnya biru..
Tapi air matanya jernih dan bersih
Di balik lembah dan gunung sunyi,
Tinggal jiwa-jiwa yang terus dikhianati oleh kolonialisme Indonusa 

Masyarakat tidak meminta banyak
Bukan istana, bukan tambang, bukan kuasa,
Hanya sepetak damai,
Untuk hidup sebagai manusia sepenuhnya

Anak-anak bersembunyi di balik semak,
Mereka belajar mengenal peluru sebelum abjad.
Ibu-ibu memeluk sunyi,
Menunggu kepulangan yang tak pernah tiba.

Suara mereka pelan,
Karena dunia sudah lebih dulu membungkam,
Mereka tak menjerit,
Karena jeritan pun sering dituduh makar.

Namun meski dibungkam, mereka tak hilang,
Meski ditindas, mereka tetap berdiri.
Mereka bukan serpihan pinggiran republik Indonesia 
Mereka adalah akar, yang menyangga negeri Papua

Di tanah Papua ini..
Jiwa-jiwa terluka tak menuntut belas kasihan,
Mereka hanya ingin satu hal:
Keadilan bukan janji, tapi kenyataan.


Wisma Tiga Raja 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastor Yance Wadogouby Yogi Memiliki Imam, Nabi, dan Raja di Jantung Papua yang Berdarah di Intan Jaya

Rencana Tuhan Pasti Indah pada Waktunya

Pater Yance Yogi Memiliki Keberanian