Pelan Tapi Pasti di Atas Batu Karang
Hidup ini seperti laut yang luas: tak selalu tenang, tak selalu ramah. Kadang gelombang datang menghantam tanpa aba-aba. Namun di tengah luasnya lautan dan derasnya ombak, kami berdiri kokoh pelan tapi pasti di atas batu karang yang kokoh. Itulah kami, aku dan Martinus Degeuwobou Tenouye.
Kata-kata diatas ini bukan sekadar rangkaian kata indah. Ia lahir dari perjalanan panjang, dari perjuangan yang diam tapi dalam, dari keyakinan yang tidak goyah meski diterpa badai. “Pelan tapi pasti di atas batu karang lautan” adalah simbol dari kesabaran kami, keteguhan kami, dan keyakinan bahwa fondasi yang kuat tidak dibentuk dalam semalam dan seharusnya.
Batu karang itu adalah komitmen kami untuk keras, kuat, kadang tajam, tapi selalu bisa diandalkan untuk berpijak. Di atasnya kami berdiri, meski angin mencoba menggoyahkan, meski ombak datang berkali-kali. Kami tidak lari, tidak mencari tempat yang lebih mudah. Kami memilih bertahan. Karena kami percaya, selama pijakan kami kokoh dan hati kami selaras, arah yang kami tuju akan tetap jelas.
Bersama Degeuwobou Martinus, aku belajar bahwa dalam hidup, tidak semua harus dicapai dengan tergesa. Kami tidak melawan arus dengan kekuatan semu, tapi menaklukkan lautan dengan ketekunan. Setiap langkah kecil yang kami ambil adalah bukti bahwa cinta, kesetiaan, dan kebersamaan yang sejati tidak tumbuh dalam kilat, tapi dirawat dalam waktu.
Dengan demikian, “Refleksi pelan tapi pasti di atas batu karang ” adalah cara kami memaknai cinta yang tahan uji, hubungan yang dibangun bukan hanya untuk senang di kala tenang, tapi juga untuk saling menguatkan saat badai menerpa. Dan sejauh ini, kami masih di sini untuk tidak karena semua mudah, tapi karena kami memilih untuk tetap berjalan… pelan, tapi pasti.
Wisma Tiga Raja Timika
Komentar
Posting Komentar