Maria sebagai Putri Cendrawasih Santa Papua


Oleh: Martinus Tenouye


Siapa itu Maria

Siapa sesungguhnya Maria? Kita menggelarnya dengan banyak nama indah: “Pembawa Terang, Bunda Kebijaksanaan, Bunda Allah, Santa Ratu, Santa Maria, Perawan Terberkati dan Bunda Kudus. Berjalannya waktu orang-orang sudah mengenal siapa sesungguhnya Maria. Seketika itu banyak cara yang digunakan oleh banyak orang untuk mengenal Maria (Curran, 2013: 1). Dalam inkulturasi atau budaya kita bisa mengenal siapa dan apa terhadap objek-objek tertentu. Namun dalam konteks Papua menurut budaya kita, penyebutan nama atau gelar Maria itu, kita bisa menyebutnya dengan “Mama Cenderawasih, Putri Papua yang Mulia, Putri Papua yang terberkati, Mama Fajar, Mama Papua. Mama Cenderawasih Papua itu sesungguh ia menjadi pendoa, memelihara dan juga penjaga tanah Papua sebagai tanah yang terberkati. Dalam Ajaran Gereja iman Katolik maupun Kitab Suci, kita bisa belajar kisah dan pengalamannya sebagai Bunda Allah yang terberkati. Maria adalah seorang gadis Yahudi miskin yang bertunangan dengan seorang laki-laki berusia jauh lebih tua bernama Yosep sesosok malaikat tampak dihadapan Maria, dan mewartakan kabar gembira bahwa ia akan mengandung Anak Allah Maria begitu terkejut. Tidak masuk nalarnya bahwa hal itu dimungkinkan terjadi, sebab pada saat itu ia masih seorang perawan. Malaikat tersebut meyakinkan Maria bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.

St. Maria adalah Bunda Allah dan Bunda Gereja. Ia adalah ibu Yesus, Anak Allah Penyelamat dunia. Kedudukan Bunda Maria dalam gereja sangat istimewa. Ia adalah orang kudus terbesar melebih para kudus lainnya. Mengapa St. Maria adalah Bunda Allah karena ia adalah orang khusus lebih lagi ia telah melahirkan Yesus Sang Penyelamat (Curran, 2013: 3) Oleh karenanya teladan hidupnya ia menjadi bunda pengantar kita. Dalam sejarah hidupnya, dalam segala aspek hidup ia sungguh bijak, selalu setia hidup menurut kehendak Allah dan kehendak Allah itu melakukannya dengan setia akhir Allah merahamatinya. Dari sejak kecil ia dipersiapkan secara khusus, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Ia tetap perawan (Dogma 1854). Oleh Rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala noda dosa, ia hidup tanpa cela. Dengan melihat pengalamannya, Bunda Maria menjadi teladan iman yang amat penting dalam sejarah umat Kristen,”Terjadilah padaku menurut Kehendakmu-Mu.”Luk 1:38).

Bunda Maria menjadi teladan iman, ia membuka pintu suci dan pintu kebaikan, supaya kebaikan dan kemurahan dari Allah itu tetap mengalir dalam sanubari hati umat yang percaya kepadanya. Bunda Maria lebih dekat dengan kita ia selalu menjaga dan melindungi dan selalu mendoakan kita agar kita anak-anaknya tidak masuk dalam kegelapan. Ia berdoa supaya kita tetap hidup dalam teran iman dan kasih. Teladan iman itu mengajak kita semua yang percaya Bunda Maria sebagai Bunda kita bersama kita tetap berbuat baik sama seperti Bunda Maria yang setia melakukan kehendak Allah. Refleksi iman kita belajar bahwa kalau kita itu berada di pihak Allah, dalam hidup kita siapa yang akan melawan kita dan akan mengalahkan kita. Kita di pihak Allah berarti Allah membuat kita menjadi orang-orang yang kuat, kita akan melawan kejahatan dengan kekuatan Allah yaitu iman. Sama seperti Allah membuat Bunda Maria menjadi kuat dalam menghadapi dunia, sampai Bunda Maria sukses menyelesaikan kehendak Allah.
Sering orang bertanya mengapa Allah memilih Maria sebagai Bunda Allah? Dalam sejarah bahwa Allah memilih Maria sebagai Bunda gereja dan Bunda semua orang, Allah tahu bahwa melalui Bunda Maria akan membawa harapan baru dan kehidupan baru bagi semua orang. Bunda Maria melahirkan Yesus sebagai Raja bagi semua orang dan sebagai Yesus Sang Pembawa keselamatan. Allah menghendaki agar semua orang diselamatkan dari pelbagai kejahatan. Dalam konteks “Santa Maria sebagai Putri Cenderawasih Papua” . Melalui budaya Papua“inkulturasi” Bunda Maria dipahami sebagai Putri Papua yang mulai, penuh kasih, pembawa harapan baru. Putri Papua yang mulai “ Bunda Maria” telah memberikan pemahaman baik bahwa tanah Papua memiliki banyak kekayaan dan alam yang begitu indah.

Maria sebagai Putri Cenderawasih Papua

Burung Cenderawasih adalah makhluk yang sangat dikagumi dalam budaya Papua. Dengan bulu-bulu yang berwarna-warni dan gerakan yang anggun, Cenderawasih sering dianggap sebagai "burung dari surga" dan melambangkan: keindahan ilahi, kemurnian dan kesucian, kehadiran yang membahagiakan dan membawa berkat, identitas kebanggaan orang Papua. Dalam konteks ini,Santa Maria dipandang sebagai Putri Papua yang mulia, penuh kasih, dan menjadi bagian dari hati umat Papua. Dalam semangat inkulturasi Gereja Katolik, khususnya umat Katolik Papua mengungkapkan devosi dan cinta kepada Bunda Maria melalui simbol dan bahasa budaya sendiri. Salah satu ungkapan paling indah yang lahir dari kekayaan budaya Papua adalah sebutan "Mama Maria atau Putri Cenderawasih". Gelar ini bukan sekadar hiasan puitis, tetapi merupakan bentuk iman yang hidup, kontekstual, dan menyentuh hati umat di Tanah Papua. Menurut cerita rakyat Cenderawasih dikaitkan dengan perempuan mulia atau roh yang datang dari atas, pembawa damai dan sukacita. Maka, ketika Santa Maria disebut sebagai Putri Cenderawasih, artinya ia dipandang sebagai wanita surgawi yang membawa kedamaian, terang, dan cinta Allah ke bumi Papua.

Burung dari surga “cendrawasih” melambangkan; keindahan ilahi, kemurnian, kesucian dan kehadiran yang membahagiakan dan membawa berkat. Tempat di mana ada burung cendrawasih tempat itu merupakan tempat sakral yang harus dijaga dan dirawat. Kata lain dari tempat sakral adalah taman Eden, tempat khusus, tempat suci. Di sana banyak berkat berlimpah-limpah. Mama Maria (St. Maria) membawa berkat keindahan ilahi di bawah bumi Cendrawasih Papua. 

Bunda Maria sunngguh mencintai bumi Papua sampai ia lupa makan minum demi membahagiakan orang-orang yang berdiam di bawah bumi cenderawasih Papua. St. Maria seorang perempuan cantik yang dipilih Allah untuk membawa harapan baru yakni mengandung seorang bayi “Yesus Kristus”. Harapan itu sekarang sudah terwujud ‘harapan keselamatan’. Keselamatan yang dimaksudkan adalah melalui kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus itu semua orang telah keluar dari penderitaan dan kesengsaraan. Keluar dari penderitaan dan kesengsaraan itu merupakan kebutuhan utama bagi semua orang yang ingin hidup dalam damai. Sesungguhnya mama kita adalah Bunda Maria, ia selalu mendoakan kepada Allah supaya kita tetap hidup dalam damai. Harapan besar Putri Cenderawasih Papua bahwa orang-orang yang hidup di bawah bumi cenderawasih Papua harus keluar dari penderitaan. Mengapa ia katakan demikian, karena Putri Cenderawasih Papua, ia tahu bahwa orang Papua dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, jam ke jam dan detik ke detik, mengalami penderitaan, yaitu disiksa, dibunuh, ditembak dll. Dalam iman dan doa, bersama Putri Cenderawasih Papua dan leluhur Papua semoga tetap menjadi pendoa-pendoa bagi seluruh orang Papua, dan menjadi dasar iman dan teladan utama dalam memperjuangkan impian yakni orang Papua ke luar dari penderitaan lalu memiliki kedamaian.

Refleksi Iman Secara Pribadi

Dalam perjalanan iman saya, sosok Maria memiliki tempat yang sangat istimewa. Ia bukan hanya dikenal sebagai ibu dari Yesus tetapi juga sebagai teladan iman yang paling murni dan sejati. Kalau ketika kita merenungkan hidupnya, kita akan melihat pribadi yang begitu sederhana, rendah hati, namun memiliki keberanian besar untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada kehendak Allah. Santa Maria memiliki keberanian untuk berkata “YA” untuk setia melakukan rencana dan kehendak Allah.
Saya teringat pada kisah pewartaan malaikat Gabriel kepada Maria (Luk 1:26-38). Dalam peristiwa itu, Maria menerima kabar yang luar biasa: bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Anak Allah yaitu (Yesus Kristus). Jika saya berada di posisinya, saya mungkin akan merasa takut, bingung dan menolak. Namun Maria menjawab “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jawaban itu begitu sangat bermakna dan berarti. Di balik kata-katanya yang sederhana, tersimpan ketakutan dan iman yang luar biasa.

Saya merefleksikan bahwa Santa Maria adalah benar-benar salah satu perempuan yang paling rendah hati yang sangat berani untuk berkata “YA” untuk melakukan kehendak Allah. Ia tidak menolak perkataan dari malaikat Gabriel sebaliknya berani menjawab berkata “YA”. Sering kali, dalam hidup saya, saya merasa takut mengambil langkah besar. ketika Tuhan menuntun saya untuk keluar dari zona nyaman, entah dalam pelayanan, pekerjaan ataupun relasi, saya ragu dan bertanya-tanya apakah saya mampu. Tapi saat saya merenungkan Maria, saya belajar bahwa iman bukan soal tahu segalanya, melainkan soal percaya bahwa Allah akan menyertai. Maria tidak tahu secara rinci apa yang akan terjadi, tetapi ia mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Itu menjadi inspirasi bagi saya untuk belajar berani berkata “YA” kepada rencana Tuhan walau saya belum tahu jawabannya.

Dalam keheningan dan doa pribadi maupun doa rosario, saya sering marasa dekat dengan Maria. Doa-doa itu membawa saya merenungkan peristiwa hidup Yesus dari sudut pandang Maria, sang ibu. Ia hadir setiap momen penting kehidupan Putranya-dari kelahiran hingga kematian di kayu salib. Maria tidak bersuara lantang, tetapi kesetiaannya nyata. Ia menyimpan segala sesuatu dalam hatinya dan merenungkannya ( KS, 2018, Luk 2:19). Dari Maria, saya belajar arti kesetiaan dalam diam,kasih dalam pengorbanan, dan kekuatan dalam kelembutan.

Penderitaan Maria saat menyaksikan Putranya disalib juga sangat menyentuh hati saya. Saya membayangkan betapa hancurnya hati seorang ibu melihat anaknya disiksa dan mati dengan begitu kejam. Namun Maria tetap berdiri di bawah salib. Ia tidak lari dari kenyataan. Ia tetap percaya meskipun duka menyelubungi. Saya belajar bahwa iman bukan hanya hadir dalam sukacita tetapi juga diuji dalam penderitaan. Sebagai seorang katolik, saya percaya bahwa Maria adalah Bunda saya juga. Ia mendoakan saya, membimbing saya, dan membawa saya lebih dekat kepada Yesus. Saya merasa tidak berjalan sendirian. Ada seorang ibu yaitu “St Maria” yang selalu mendampingi, menguatkan, dan mengarahkan pandangan saya kepada Putranya.


Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) “Fajar Timur” Jayapura-Papua.



Daftar Pustaka

Bridget Curran 2013, Mukjizat-Mukjizat Bunda Maria, (Kanisius:Obor)

Yobe Andreas, M.Hum, 2007. Struktur Cerita Rakyat Dalam Kehidupan Masyarakat Suku Mee Papua (Arga Fuji Press, Mataram Lombok)

 Lembaga Biblika 2018, Alkitab Deuterokanonika, (Lembaga Alkitab Indonesia)

https://id.wikipedia.org.artimaria.siapamaria.com. Mei,33/05/2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastor Yance Wadogouby Yogi Memiliki Imam, Nabi, dan Raja di Jantung Papua yang Berdarah di Intan Jaya

Rencana Tuhan Pasti Indah pada Waktunya

Pater Yance Yogi Memiliki Keberanian