Hidupku Dalam Tangan-Nya

 

(Refleksi atas Mazmur 31:16)


Oleh: Yulianus Kebadabi Kadepa 

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, manusia sering berjuang mencari kendali atas hidupnya. Kita merancang masa depan, menyusun rencana, dan berusaha sekuat tenaga agar semuanya berjalan sesuai keinginan. Namun, tak jarang kita justru diperhadapkan pada kegagalan, luka, dan kenyataan yang tidak bisa kita ubah. Di tengah pergumulan ini, ayat sederhana dari Kitab Mazmur mengajak kita merenung lebih dalam: "Dalam tangan-Mu lah nasibku."

Kalimat ini bukan bentuk kepasrahan buta, tetapi sebuah penyerahan yang penuh iman. Daud, sang pemazmur, menuliskannya dalam keadaan terdesak, dikejar musuh, dihantui rasa takut. Namun, justru dalam titik paling rapuh itulah ia menyatakan keyakinannya: hidupnya tetap dalam genggaman Tuhan.

Refleksi ini menjadi pengingat bahwa hidup kita, seburuk atau sebaik apa pun keadaannya, tidak pernah lepas dari perhatian dan pemeliharaan Allah. Tangan-Nya bukan sekadar simbol kuasa, tetapi juga lambang kasih dan perlindungan. Dalam tangan-Nya, kita tidak hanya diselamatkan, tapi juga dibentuk, diarahkan, dan dikasihi.

Maka, ketika kita merasa kehilangan arah, ketika hidup tampak tak adil atau penuh tekanan dari standar dunia, kita diajak untuk kembali mempercayakan hidup kita kepada Dia yang jauh lebih tahu dan lebih peduli daripada siapa pun. Kita tetap bisa bermimpi dan berjuang, namun dengan kesadaran penuh bahwa hasil akhir bukan semata-mata karena usaha kita, melainkan karena rahmat dan kehendak-Nya.

Cintailah hidupmu, bukan karena segalanya sempurna, tetapi karena hidup itu sendiri adalah anugerah yang ada dalam tangan Tuhan. Dalam penyerahan yang penuh harap, kita menemukan damai yang tak tergoyahkan.


Wisma Tiga Raja Timika 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastor Yance Wadogouby Yogi Memiliki Imam, Nabi, dan Raja di Jantung Papua yang Berdarah di Intan Jaya

Rencana Tuhan Pasti Indah pada Waktunya

Pater Yance Yogi Memiliki Keberanian