DARI TUHAN KEMBALI KE TUHAN
Oleh: Yulianus Kebadabi Kadepa
Segala yang ada dalam hidup ini sejatinya bukan milik kita manusia melainkan milik Tuhan. Kita lahir tanpa membawa apa pun, dan kelak akan kembali tanpa membawa apa pun. Kesadaran ini seharusnya cukup untuk meruntuhkan keangkuhan manusia yang merasa memiliki sepenuhnya harta, jabatan, bahkan orang-orang terdekat.
Dalam banyak tradisi keimanan, hidup ini adalah perjalanan. Kita datang dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Maka apa pun yang kita genggam di tengah perjalanan dunia ini baik itu kekayaan, kekuasaan, maupun waktu adalah titipan. Kita diberi hak untuk mengelola, bukan untuk merasa memiliki secara mutlak.
Pada kenyataannya, justru karena merasa memiliki, manusia sering lupa diri. Lupa bahwa tubuh ini bisa sakit, harta bisa hilang, dan hidup bisa berakhir kapan saja. Jika kita menyadari bahwa semua datang dari Tuhan, maka kita juga akan belajar untuk melepaskan dengan lapang saat semuanya harus kembali kepada-Nya.
Dengan demikian refleksi singkat ini mengajak kita untuk menyadari Kesadaran spiritual ini penting di tengah dunia yang semakin materialistis. Tuhan mengajarkan bahwa makna sejati bukan pada seberapa banyak kita mengumpulkan, tetapi pada seberapa tulus kita memberi, menjaga, dan mengembalikan. Sebab pada akhirnya, dari Tuhan kita datang, dan kepada Tuhan kita kembali.
Enak membacanya nyy fr
BalasHapus