Dari Jejak Kaki ke Aksi di Seminari Menengah Santo Fransiskus Asisi
![]() |
Seminari menengah St. Fransiskus Asisi Waena Jayapura-papua |
Oleh: Yulianus kadepa Kadepa
Seminari Menengah Santo Fransiskus Asisi Jayapura adalah tempat di mana pembentukan karakter, pemahaman spiritual, dan persiapan menuju kehidupan yang lebih bermakna berjalan bersamaan dalam kehidupan. Di tempat ini, almamater kami, mengajarkan tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga diajak untuk menapaki jejak kaki yang akan membawa kami ke aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari Jejak Kaki ke Aksi: Pengalaman Membangun Karakter Melalui Diskusi
Diskusi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran di seminari. Setiap diskusi, dibawah pohon Ketapang, baik itu tentang teologi, moralitas, atau kehidupan sehari-hari, menjadi ajang untuk menggali lebih dalam pemahaman dan menciptakan kesadaran yang lebih tinggi tentang panggilan hidup kami. Dari sinilah jejak kaki pertama kami mulai terbentuk dari jejak langkah yang dimulai dengan pemikiran kritis dan reflektif.
Diskusi kami ini bukan hanya soal bertukar ide, tetapi juga tentang mendengarkan dengan penuh perhatian, menghargai pendapat orang lain, dan mencari kebenaran bersama. Di sinilah kami mulai belajar bahwa setiap pendapat berharga, setiap pandangan memiliki nilai, dan bersama-sama kami mencari titik temu yang memperkaya perjalanan spiritual kami. Diskusi-diskusi ini memberi kami kesempatan untuk lebih memahami peran kami sebagai calon pemimpin, pendidik, dan pelayan gereja di atas tanah Papua
Namun, diskusi saja tidak cukup. Jejak kaki yang kami buat harus berlanjut ke aksi nyata. Di seminari, kami diajarkan untuk tidak hanya berbicara, tetapi juga untuk bertindak sesuai dengan nilai yang kami anut. Aksi kami harus mencerminkan apa yang kami percayai dan pelajari. Ini bisa berupa tindakan kecil sehari-hari, seperti membantu sesama, melayani tanpa pamrih, atau menjaga ketertiban dalam komunitas. Dalam aksi inilah, kami menguji apa yang kami pelajari dalam diskusi dan menjadikannya bagian dari identitas kami.
Refleksi: Menghubungkan Jejak Kaki dan Aksi dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai seorang seminaris, saya menyadari bahwa jejak kaki yang saya tinggalkan melalui diskusi-diskusi di seminari bukanlah akhir dari perjalanan saya. Justru, itu adalah awal dari tindakan yang harus saya lakukan di luar sana. Setiap pelajaran yang saya peroleh, setiap perdebatan dan perbincangan yang terjadi, mengarah pada satu tujuan utama: mengubah diri saya menjadi pribadi yang lebih baik dan siap memberi dampak positif bagi adik-adik seminaris.
Jejak kaki menuju aksi ini tidak selalu mudah. Terkadang, kami dihadapkan pada tantangan besar, baik dalam diri kami sendiri maupun dalam komunitas kami. Namun, justru melalui aksi tersebutlah kami belajar untuk mengatasi hambatan, memperbaiki diri, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Tuhan.
Dengan demikian, seminari bukan hanya tempat belajar teori, tetapi juga tempat untuk menguji dan mempraktikkan apa yang kami pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Kami belajar bahwa aksi nyata yang didasarkan pada pemahaman yang benar adalah bentuk pelayanan yang sesungguhnya. Kami diajarkan untuk tidak hanya menjadi pendengar yang baik dalam diskusi, tetapi juga menjadi pelaku yang berdampak dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
"Dari Jejak Kaki ke Aksi" adalah proses yang panjang dan penuh tantangan. Di Seminari Menengah Santo Fransiskus Asisi, kami belajar bahwa setiap langkah kecil dalam diskusi yang kami lakukan adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar, yang pada akhirnya mengarah pada tindakan nyata dalam kehidupan kami. Melalui diskusi yang mendalam, kami belajar untuk memahami lebih baik panggilan kami, dan melalui aksi, kami menghidupkan nilai-nilai yang kami pelajari.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusItu tentang luka yang tak bisa dihapuskan
BalasHapusHormat nai