Pelita Iman di Tanah Papua: Susteran PRR Arso 6 dan Misi Kemanusiaan
![]() |
Biara Susteran PRR di Arso 6 |
Oleh: Yulianus Kebadabi kadepa
Di tengah gelapnya konflik horisontal dan ketidakpastian yang melanda sebagian wilayah Papua, ada pelita kecil yang terus menyala untuk untuk memancarkan cahaya terang yang memukau, tapi cukup untuk menghangatkan hati dan menuntun jalan banyak jiwa yang hampir kehilangan arah. Pelita itu ada di Arso 6, di sebuah biara sederhana milik para Suster PRR (Putri Reinha Rosari), tempat di mana kasih Tuhan dijalankan dalam bentuk nyata: pendidikan, perlindungan, dan cinta kasih bagi anak-anak pengusian dari Intan Jaya.
Intan Jaya bukan sekadar daerah bergunung-gunung di pegunungan tengah Papua. Ia adalah simbol luka mendalam yang diderita banyak anak Papua akibat konflik bersenjata, pengungsian, dan kehilangan hak-hak dasar mereka. Dalam kondisi seperti itu, anak-anak dari Intan Jaya yang dibawa ke Arso 6 seakan menemukan kembali arti rumah, sekolah, bahkan masa depan mereka.
Para Suster PRR di Arso 6 bukan hanya mengajarkan membaca, berhitung, dan berdoa. Mereka menjadi ibu, guru, sekaligus sahabat bagi anak-anak yang nyaris kehilangan segalanya. Mereka menjala manusia bukan dengan kuasa dan kekuatan, melainkan dengan cinta dan pengorbanan. Tanpa sorotan media atau tepuk tangan publik, mereka menjalani misi kemanusiaan yang hening namun sungguh dalam maknanya.
Refleksi dari kehadiran susteran ini membawa kita pada pertanyaan mendalam: Di tengah zaman yang egoistik dan penuh kompetisi ini, masihkah kita memiliki ruang untuk benar-benar peduli? Apakah pemerintah provinsi Papua Tengah bersedia untuk melengkapi kebutuhan? Dalam hal ini, perjuangan para suster PRR tidak mudah. Para Suster juga membutuhkan dukungan dari pemerintah kabupaten, provinsi, dan semua pihak yang peduli terhadap masa depan anak-anak Papua, terlebih di Provinsi Papua Tengah. Suster PRR menunjukkan bahwa iman bukan sekadar ritus atau simbol, tetapi tindakan nyata yang menyentuh hidup sesama, terutama yang menderita.
Biara Arso 6 adalah bukti bahwa harapan masih mungkin tumbuh di tanah yang terluka. Anak-anak Papua dari Intan Jaya yang belajar di sana bukan hanya diselamatkan dari kekerasan, tetapi sedang dipersiapkan menjadi generasi yang kelak membawa perubahan dengan kasih, bukan balas dendam; dengan iman, bukan ketakutan.
Wisma Tiga Raja Timika
Komentar
Posting Komentar