Aku Lemah, Maka Aku Kuat pada Kasih-Nya: Suatu Perjalanan Iman Pater Yosep Bunai
![]() |
Moto Tahbisan “Sebab ketika aku lemah, maka aku kuat.”2 Korintus 12:10, Oleh: Yulianus Kebadabi Kadepa |
Dalam dunia yang mengajarkan bahwa kekuatan adalah segalanya, Pater Yosep Bunai justru memilih jalur yang berbeda: mengakui kelemahan, lalu menjadikannya dasar untuk mengalami kekuatan sejati dalam kekuatan yang bersumber dari kasih Allah.
Moto Tahbisanya, “Aku lemah, maka aku kuat pada kasih-Nya”, bukanlah kalimat pasrah, melainkan pernyataan iman yang dalam dan penuh harapan. Ia tidak menyangkal kenyataan bahwa dirinya rapuh dan terbatas. Namun, justru dalam kerapuhan itulah ia menemukan tempat di mana kasih Tuhan bekerja dengan lebih nyata dan lebih leluasa.
Perjalanan Iman yang Menemukan Kekuatan dalam Kelemahan
Pater Yosep, dalam ziarah imannya, telah melalui banyak pergumulan batin. Namun titik balik itu datang ketika ia berhenti mencoba kuat dengan kekuatannya sendiri, dan mulai membuka diri untuk dikuatkan oleh Tuhan. Kasih Allah bukan hanya pelipur lara baginya, tetapi fondasi tempat ia berdiri dan melayani.
Kini, sebagai seorang imam yang berkarya di wilayah konflik Kabupaten Intan Jaya, Papua, moto itu menjadi lebih dari sekadar semboyan. Ia hidup dalam realitas yang jauh dari nyaman di antara suara tembakan, ketakutan warga, dan trauma yang mencekam. Tapi justru di tempat inilah, kasih Allah menjadi satu-satunya kekuatan yang bisa diandalkan.
Kasih yang Membuat Bertahan
Setiap hari, Pater Yosep berhadapan dengan situasi yang menguras energi fisik dan batin: kekerasan yang terus berulang, umat yang kehilangan rumah dan harapan, anak-anak yang tumbuh dalam suasana ketakutan. Namun di tengah itu semua, ia tetap hadir. Ia melayani. Ia menguatkan. Bukan karena ia kuat, tetapi karena kasih Tuhan yang menguatkan.
Dalam dirinya, kita melihat bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari otot atau status, tetapi dari cinta yang terus memberi, meski harus terluka. Kasih Kristus yang telah lebih dulu mencintai, kini menjadi sumber kekuatan tak tergoyahkan bagi imam muda ini.
Kesaksian untuk Gereja dan Dunia
Moto Pater Yosep adalah undangan bagi kita semua. Ketika kita merasa tidak cukup, tidak mampu, dan terlalu kecil untuk tugas besar di hadapan kita, ingatlah: kasih Tuhan cukup untuk menopang kita. Seperti sabda dalam 2 Korintus 12:10, “Sebab ketika aku lemah, maka aku kuat.”
Pater Yosep telah menjadi saksi hidup dari sabda ini seorang gembala yang tidak menutupi kelemahannya, tetapi menjadikannya tempat Allah bertahta. Dari Papua yang terluka, ia menyampaikan suara kasih yang menyembuhkan, dan kekuatan yang datang dari salib Kristus. Ia melayani dengan setulus hati di daerah konflik. Ia mengikuti penderitaan Yesus di kayu salib dan penderitaan umatnya sendri.
Wisma Tiga Raja Timika
Komentar
Posting Komentar